Lady Gaga --bernama asli Joanne Angelina Germanotta-- terlanjur sudah menjadi ikon
musik pop dunia pada usianya yang baru 20-an tahun saat itu. Apa saja yang menempel
pada tubuhnya, tingkah polah, perkataan, dan bahkan jejak kakinya di aspal saja; jadi
perbincangan dunia.
Di situs mesin pencari, kata Lady Gaga concert in Jakarta memunculkan 7.710.000 entri.
Jumlah yang cukup fantastis untuk isu satu konser di Jakarta, kota yang kurang
diperhitungkan dalam kancah bisnis musik dan kesenian kelas dunia ketimbang Singapura.
Berbagai media massa internasional, blog, hingga twitter ramai membahas pelarangan
konser Lady Gaga di Indonesia itu. Terus terang, baru kali ini kepolisian Indonesia
melarang konser artis internasional di sini.
Situs news.sky.com (www.newssky.com), menuturkan pelarangan itu sebagai Islamist
threaten 'too sexy' Gaga concert, sementara International Business Times
(au.ibtimes.com), menulis judul Lady Gaga's Permit to Concert Denied, Religious.
Masih ada The Sun (www.thesun.co.uk), yang menyatakan dalam tajuknya, ban on 'Satan
Gaga' Star ordered to axe Jakarta concerts by cops. BBC (www.bbc.co.uk) dari markas
besarnya di London, mengungkap fenomena pelarangan itu dengan redaksi judul Lady gaga
refused permit for Jakarta concert.
Penuturan tentang ini menjadi hit paling top di rubrik hiburan mereka dan mendapat
tanggapan sangat riuh-rendah dari pembaca.
Media massa terpandang Amerika Serikat yang dikenal jawara pada bidang investigasi,
The Washington Post (www.washingtonpost.com), menyusun reportasenya dengan judul In
other news...: Lady Gaga concert scuttled in Jakarta amid protest.
Koran dari negara sahabat, Thailand, The Bangkok Post (www.bangkokpost.com), pada
rubrik Asianya menempatkan cerita itu pada tajuk teratasnya, dengan hit paling banyak.
Dari semua situs pemberitaan itu, garis merah yang dinyatakan adalah tekanan
sekelompok pihak di Indonesia diamini kepolisian nasional Indonesia, serta sedikit
penuturan dari pihak promotor tur itu.
Komentar dari kelompok yang menolak kehadiran Lady Gaga, yaitu Front Pembela Islam,
menempati porsi cukup penting diikuti keterangan kepolisian Indonesia.
Kita ikuti saja perkembangan lebih lanjut dari menolak atau membiarkan konser Lady
Gaga ini... Jangan sampai nama Jakarta atau Indonesia juga dibalas di-banned oleh
promotor dan manajemen musik lain dunia.
musik pop dunia pada usianya yang baru 20-an tahun saat itu. Apa saja yang menempel
pada tubuhnya, tingkah polah, perkataan, dan bahkan jejak kakinya di aspal saja; jadi
perbincangan dunia.
Di situs mesin pencari, kata Lady Gaga concert in Jakarta memunculkan 7.710.000 entri.
Jumlah yang cukup fantastis untuk isu satu konser di Jakarta, kota yang kurang
diperhitungkan dalam kancah bisnis musik dan kesenian kelas dunia ketimbang Singapura.
Berbagai media massa internasional, blog, hingga twitter ramai membahas pelarangan
konser Lady Gaga di Indonesia itu. Terus terang, baru kali ini kepolisian Indonesia
melarang konser artis internasional di sini.
Situs news.sky.com (www.newssky.com), menuturkan pelarangan itu sebagai Islamist
threaten 'too sexy' Gaga concert, sementara International Business Times
(au.ibtimes.com), menulis judul Lady Gaga's Permit to Concert Denied, Religious.
Masih ada The Sun (www.thesun.co.uk), yang menyatakan dalam tajuknya, ban on 'Satan
Gaga' Star ordered to axe Jakarta concerts by cops. BBC (www.bbc.co.uk) dari markas
besarnya di London, mengungkap fenomena pelarangan itu dengan redaksi judul Lady gaga
refused permit for Jakarta concert.
Penuturan tentang ini menjadi hit paling top di rubrik hiburan mereka dan mendapat
tanggapan sangat riuh-rendah dari pembaca.
Media massa terpandang Amerika Serikat yang dikenal jawara pada bidang investigasi,
The Washington Post (www.washingtonpost.com), menyusun reportasenya dengan judul In
other news...: Lady Gaga concert scuttled in Jakarta amid protest.
Koran dari negara sahabat, Thailand, The Bangkok Post (www.bangkokpost.com), pada
rubrik Asianya menempatkan cerita itu pada tajuk teratasnya, dengan hit paling banyak.
Dari semua situs pemberitaan itu, garis merah yang dinyatakan adalah tekanan
sekelompok pihak di Indonesia diamini kepolisian nasional Indonesia, serta sedikit
penuturan dari pihak promotor tur itu.
Komentar dari kelompok yang menolak kehadiran Lady Gaga, yaitu Front Pembela Islam,
menempati porsi cukup penting diikuti keterangan kepolisian Indonesia.
Kita ikuti saja perkembangan lebih lanjut dari menolak atau membiarkan konser Lady
Gaga ini... Jangan sampai nama Jakarta atau Indonesia juga dibalas di-banned oleh
promotor dan manajemen musik lain dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.